
MTs Surya Buana sebagai salah satu madrasah terbaik berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman, serta budaya literasi yang kuat. Dengan pendekatan kurikulum yang holistik dan inovatif, setiap program dirancang untuk membentuk peserta didik yang memiliki keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, Collaboration) yang sangat dibutuhkan di era globalisasi.
Program kurikulum di MTs Surya Buana mengintegrasikan pembelajaran berbasis literasi, projek, dan penguatan karakter. Salsa Sepantun (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun) membangun budaya karakter sejak siswa tiba di madrasah. Madu Berseri (Mengaji dan Duha Berjamaah Setiap Hari), Ana Zipa (Asmaul Husna dan Zikir Pagi), Getah (Gerakan Tahfiz Harian), serta Darling (Tadarus Keliling) memperkuat spiritualitas dan kedisiplinan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk membangun budaya literasi dan berpikir kritis, MTs Surya Buana menghadirkan CIP (Cerita Inspirasi Pagi), Galisba (Gerakan Literasi Matsasurba), dan 3R (Religious, Reasoning, Research) sebagai wadah eksplorasi keilmuan. Pembelajaran berbasis pengalaman diwujudkan melalui OC (Outing Class) yang berbasis literasi profesi, SE (Studi Empiris) dengan konsep edukasi rekreatif, serta PI (Projek Integrasi) sebagai sarana pembelajaran lintas disiplin ilmu.
Selain itu, keterampilan komunikasi dan kolaborasi dikembangkan melalui berbagai program berbasis aksi dan kepedulian sosial, seperti Jumpa Berlin (Jumat Pagi Bersih Lingkungan) untuk menanamkan budaya cinta lingkungan, Jumbara (Jumat Beramal) sebagai sarana kepedulian sosial, serta Mascout (Matsasurba Creative Outbound) yang melatih kemandirian dan kerja sama tim. Mabit (Malam Bina Iman Takwa) menjadi momentum refleksi spiritual yang memperkuat karakter Islami siswa.
1. Salsa Sepantun (Salam Sapa Senyum Sopan dan Santun)
Penguatan pendidikan karakter yang dimulai sejak kedatangan siswa di madrasah, Bapak/Ibu guru hadir 30 menit sebelum jam masuk untuk menyambut siswa dengan penuh keramahan. Melalui salam, sapa, dan senyum, serta penanaman sikap sopan dan santun, program ini menciptakan lingkungan yang harmonis, membangun kedisiplinan, serta mempererat hubungan antara guru dan siswa, sehingga suasana belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
2. Madu Berseri (Mengaji Duha Berjamaah Setiap Hari)
Membiasakan siswa untuk memulai hari dengan membaca Al-Qur’an dan melaksanakan salat Duha secara berjamaah sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini menciptakan suasana madrasah yang religius, menumbuhkan ketenangan jiwa, serta membangun kedisiplinan dalam beribadah, sehingga siswa lebih siap dalam menerima pelajaran dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan penuh keberkahan.
3. Ana Zipa (Asmaul Husna dan Zikir Pagi)
Kegiatan rutin yang dilakukan setiap pagi sebelum pembelajaran, seluruh siswa melantunkan Asmaul Husna dan zikir pagi secara bersama-sama. Dengan suara yang khusyuk dan penuh penghayatan, kegiatan ini menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan, sekaligus membangun kebiasaan baik dalam memulai hari dengan penuh keberkahan.
4. Getah (Gerakan Tahfiz Harian)
Membiasakan siswa untuk menghafal Al-Qur’an setiap hari dengan bimbingan guru, baik di dalam kelas maupun di luar jam pelajaran. Kegiatan ini menciptakan lingkungan madrasah yang penuh dengan nilai-nilai Qurani, memperkuat daya ingat siswa, serta menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang berakhlak mulia dan berprestasi.
5. CIP (Cerita Inspirasi Pagi)
Merupakan bagian dari penguatan literasi yang mengajak siswa untuk membaca, memahami, dan menyampaikan cerita inspiratif. Dengan bergiliran bercerita, mereka tidak hanya meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum, tetapi juga melatih kemampuan mengumpulkan informasi, mengasah kreativitas, serta menrapkan nilai-nilai positif dari berbagai pengalaman dan tokoh inspiratif. Kegiatan ini menciptakan suasana pagi yang penuh semangat, membangun karakter positif, dan menumbuhkan budaya literasi di madrasah.
6. Jumpa Berlin (Jumat Pagi Bersih Lingkungan)
Mengajak seluruh warga madrasah untuk bersama-sama membersihkan lingkungan setiap Jumat pagi sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan, pola hidup bersih, melatih tanggung jawab, serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman untuk belajar. Dengan semangat gotong royong, siswa juga dibiasakan memiliki kepedulian cinta terhadap lingkungan, menjadikan madrasah sebagai tempat yang asri, indah, dan mencerminkan karakter islami.
7. Jumbara (Jumat Beramal)
Menanamkan nilai kepedulian sosial dan semangat berbagi melalui kegiatan sedekah setiap hari Jumat. Siswa, guru, dan seluruh warga madrasah diajak untuk beramal sesuai kemampuan, baik dalam bentuk uang, barang, maupun makanan, yang kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Kegiatan ini membangun karakter empati, menumbuhkan rasa syukur, serta memperkuat budaya gotong royong, sehingga madrasah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga ladang kebaikan yang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.
8. Galisba (Gerakan Literasi Matsasurba)
Wadah bagi siswa untuk membudayakan membaca, menulis, dan berpikir kritis dalam keseharian mereka di madrasah. Program ini diwujudkan melalui berbagai aktivitas seperti pojok baca di setiap kelas, pohon literasi, resensi buku, hingga diskusi terbuka. Dengan Galisba, siswa tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga terampil dalam mengolah informasi, menuangkan gagasan, serta membangun karakter yang cerdas dan berwawasan luas sesuai dengan semangat Cerdas Berliterasi, Berkarakter Qurani.
9. PI (Projek Integrasi)
Menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam satu projek pembelajaran yang aplikatif dan bermakna. Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk mengeksplorasi konsep secara mendalam, mengembangkan keterampilan 4C yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi), serta menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata. Dengan PI, pembelajaran menjadi lebih kontekstual, menantang, dan menyenangkan, sehingga siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengintegrasikan pengetahuan dalam berbagai aspek kehidupan.
10. S2L (Sukses Studi Lanjut)
Program pendampingan bagi siswa kelas akhir untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program ini mencakup bimbingan akademik, pengenalan berbagai pilihan sekolah lanjutan, serta pembekalan motivasi dan strategi sukses dalam seleksi masuk. Dengan S2L, siswa dibantu untuk menentukan arah masa depan yang sesuai dengan potensi dan minat mereka, sehingga lebih siap menghadapi tantangan pendidikan selanjutnya dengan percaya diri dan optimisme.
11. Aksis (Ajang Kreativitas Siswa)
Menjadi panggung bagi siswa untuk mengekspresikan ide, bakat, dan inovasi dalam berbagai bidang. Program ini menghadirkan ruang eksplorasi yang menyenangkan melalui, pertunjukan, dan pameran karya, sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Dengan semangat berkreasi dan berprestasi, Aksis tidak hanya membentuk karakter yang percaya diri dan mandiri, tetapi juga menanamkan jiwa kompetitif yang sehat serta semangat kolaborasi dalam berkarya.
12. OC (Outing Class)
Mengajak siswa untuk belajar langsung dari dunia nyata dengan mengunjungi berbagai tempat yang berkaitan dengan beragam profesi, seperti pusat industri, lembaga riset, instansi pemerintahan, atau usaha kreatif. Melalui pengalaman ini, siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga melihat bagaimana ilmu diterapkan dalam berbagai bidang pekerjaan. Interaksi dengan para profesional membuka wawasan tentang berbagai karier, mengasah keterampilan berpikir kritis, serta menumbuhkan motivasi dalam merancang masa depan mereka. Dengan pendekatan ini, OC menjadi jembatan antara pendidikan di madrasah dan kesiapan menghadapi dunia kerja di masa depan.
13. SE (Studi Empiris)
Menggabungkan pembelajaran berbasis pengalaman dengan pendekatan edukasi rekreatif, di mana siswa tidak hanya melakukan observasi dan penelitian di lapangan, tetapi juga menikmati suasana belajar yang lebih menyenangkan. Melalui kunjungan ke situs sejarah, kawasan budaya, atau lingkungan alam, siswa diajak untuk mengkaji fenomena nyata sesuai dengan materi pelajaran, sekaligus merasakan langsung interaksi dengan lingkungan sekitar. Kombinasi antara eksplorasi akademik dan rekreasi ini menjadikan SE sebagai metode pembelajaran yang efektif, inspiratif, serta mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar siswa.
14. Mascout (Matsasurba Creative Outbound)
Dirancang sebagai kegiatan luar ruangan yang menekankan pada pembentukan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan sosial siswa. Melalui berbagai tantangan dan simulasi, siswa dilatih untuk berpikir strategis, bekerja sama dalam tim, serta mengasah daya juang dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran yang aktif dan dinamis, di mana siswa dapat mengeksplorasi potensi diri, meningkatkan rasa percaya diri, serta membangun semangat kebersamaan dalam lingkungan madrasah.
15. Mabit (Malam Bina Iman Takwa)
Momen spiritual yang memperdalam keimanan dan ketakwaan siswa melalui berbagai aktivitas ibadah dan refleksi diri. Dalam suasana malam yang penuh ketenangan, siswa mengikuti rangkaian kegiatan seperti salat berjamaah, tahajud, kajian keislaman, serta muhasabah untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Tidak hanya membangun kedisiplinan dalam beribadah, MABIT juga menanamkan nilai-nilai akhlak mulia, meningkatkan kesadaran diri, serta membentuk karakter islami yang kuat sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.
16. Darling (Tadarus Keliling)
Program pembiasaan membaca Al-Qur’an yang dikemas dalam kegiatan Khotmil Quran (Khataman Al-Qur’an) serta dilengkapi dengan kajian keislaman dan aktivitas keagamaan lainnya. Berbeda dari tadarus biasa, program ini dilakukan secara bergilir dari rumah ke rumah siswa dalam satu kelas, sehingga menciptakan suasana kebersamaan dan membangun lingkungan yang lebih religius, baik di madrasah maupun di rumah. Selain memperlancar bacaan, DARLING juga menjadi sarana mempererat ukhuwah, memperkuat nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta menanamkan semangat cinta Al-Qur’an di tengah keluarga dan masyarakat.
17. 3R (Religious, Reasoning, Research)
Program yang mengintegrasikan tiga aspek penting dalam Pendidikan yaitu penguatan nilai-nilai keagamaan (Religious), pengembangan bernalar dan berpikir kritis (Reasoning), serta pembiasaan sikap ilmiah melalui penelitian (Research). Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya dibekali dengan pemahaman agama yang mendalam, tetapi juga dilatih untuk berpikir analitis, mempertanyakan fenomena secara rasional, serta melakukan eksplorasi berbasis penelitian. Dengan 3R, madrasah mencetak generasi yang berkarakter islami, cerdas dalam bernalar, dan inovatif dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan kehidupan.
Dengan program-program unggulan ini, MTs Surya Buana yang dikenal dengan MATSASURBA (Madrasah Tsanawiyah Surya Buana) tidak hanya mencetak generasi yang unggul dalam akademik, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi yang menjadi fondasi utama dalam menghadapi tantangan jaman. Semua program dirancang agar siswa dapat belajar secara kontekstual, mengasah bakat, serta menjadi insan yang berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.