Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang menyelenggarakan seminar yang bertempat di The Alainte' Hotel Malang, Selasa (20/2/2024). Acara ini dihadiri oleh sekitar puluhan pelajar dari beberapa madrasah tsanawiyah di Malang didampingi guru dari masing-masing sekolah. Seminar ini mengangkat tema "Penguatan Toleransi dan Moderasi Beragama".
Acara pertama diawali dengan penyampaian materi tentang moderasi beragama oleh pihak Bakesbangpol. Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yaitu memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem dan menghargai perbedaan yang ada demi terwujudnya ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan kegamaan serta untuk mewujudkan kesejahteraan umat beragama. Kota Malang saat ini menjadi kota dengan nilai toleransi terbaik di Indonesia.
Acara selanjutnya, yakni penyampaian materi Gus Achmad Shampton dan K.H. Taufik Kusuma. Gus Achmad Shampton menyatakan bahwa moderasi beragama merupakan kunci untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat yang majemuk. Apabila tidak saling menghargai, maka akan tumbuh dampak negatif berupa intoleransi, radikalisme, terorisme, dan lain-lain. Sementara itu, K.H.Taufik Kusuma menyampaikan bahwa kerukunan umat beragama itu merupakan keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan pengamalan agama dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setelah penyampaian materi tuntas dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi ini terlihat antusiasme para pelajar yang saling bergantian mengajukan pertanyaan seputar isu dan peristiwa yang menyangkut intoleransi beragama dan moderasi yang terjadi di masyarakat.
Kegiatan seminar ini berjalan sukses dan lancar. Itu tampak dari antusiasnya para pelajar menyimak materi yang diberikan. Seminar moderasi beragama ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter moderat dalam diri para pelajar sehingga dapat membawa perubahan dalam mengimplementasikan toleransi beragama pada kehidupan dimasyarakat. (Maheera Raysha Aisyah Supratman/Kelas 8B)